Thursday, September 29, 2016

Pekerjaan para nsen , pertinar






+

Saya Tidak pernah mengerti, mengapa dia begitu mencintai Suku Batak, mengapa dia mau pergi menempuh ribuan chilometro Hanya untuk tinggal ditengah-tengah suku Bangsa itu..Memberitakan Terang di tengah2 kegelapan. Sama seperti saya Tidak pernah mengerti, mengapa Yesus mau menjadi manusia, meninggalkan seluruh keAllahan-Nya, Dan mengapa Dia mau pergi menempuh Jarak yang tak terselami dari kekekalan menuju YG fana. Hidup-Nya Menyerahkan bagi setiap orang berdosa .. Oh Tuhan terimakasih, Jika saya Adalah buah dari pekerjaan Yesus di Dunia, buah dari pengorbanan bapa rohaniku Nomennsen di Tanah Batak. Saat ini, di Dalam kasih-Mu Dan hadirat-Mu AKU gioco di parole berdoa supaya hidupku dipakai untuk memberikan buah-buah terbaik Bagi-Mu ya Bapaku. Sono dentro! Sosok Anak manusia yang memiliki keberanian, kesungguhan, ketulusan dan Jiwa petualangan, Ada pada diri Ingwer Ludwig Nommensen. Di besarkan di bawah budaya Barat, Nommensen Berani menetapkan pilihan untuk mendatangi dunia Lain yang sama sekali Berbeda, Jauh dan Penuh misteri - Tanah Batak - Di Sini kita Melihat bahwa orang ini Adalah prajurit Kristus. Dia menyerahkan kesetiaannya Hanya Bagi Kristus. Berbekal sebagai seorang Theolog muda, menerima Tantangan untuk mendedikasikan ilmu, iman dan pengabdiannya Bagi Bangso Batak, Yang Hanya diketahui dari buku Literatur yang Terbatas dan Dengar-dengaran Dari Sumber-Sumber yang Belum tentu teruji kemampuannya Dalam menggambarkan sifat, sikap dan Alam Batak, suora Jauh di Timur. Tentu Melihat ini kita diminta untuk memutar roda waktu ke tahun 1861. dengan Segala keterbatasannya, Tanpa kecanggihan Transportasi dan alat komunikasi. Terbukti, untuk Tiba di Tempat yang akan ditujunya menghabiskan waktu 142 hari. hampir 5 Bulan, Yang Saat ini dapat kita tempuh Hanya 11 marmellata kurang Lebih. Budaya, bahasa dan Agama Tidak menyurutkan niatnya untuk memulai Perbedaan "pengabdian" di tengah perlawanan dan ancaman Bangsa Batak yang Belum terbiasa menerima kehadiran "orang Aneh", Yang berlainan bahasa, pola Hidup, Warna kulit dan mata serta rambutnya. Kesungguhan Dan keteguhan Nommensen, terbukti mampu memenangkan penolakan besar Bangsa Batak yang berbuah pada dimulainya Era Baru bagi kehidupan Sosial dan spritual, hingga berimplikasi Luas pada tatanan mayoritas Batak. Pendekatan religius Sosial, Tidak terpungkiri mewarnai kehidupan sebagian besar di Antara Kita Saat ini. Nommensen, ha cantato Peretas! Tidak sekedar dikenang untuk, nostalgia Masa Lalu, tentu ada Pelajaran besar dari penggalan perjalanan Hidup Nommensen. Ada spirito, hati yg kelihatan Jelas dari kisah ini, dan saya Rindu setiap orang YG membacanya Melihat betapa pengabdiannya teruji Bagi Tuhan, walaupun berbagai halangan terjadi, yg Bisa Saja membuat prajurit ITU mundur. Tetapi dia tetap maju sampai Akhir. Itulah kekristenan YG sejati. Itulah Yesus, yg Bisa Saja mundur di malam di Taman Getsemani. Tetapi Karena kasih-Nya kepada Bapa, Dia tetap maju sampai Akhir. Nommensen banyak mengalami perpisahan pahit dengan orang-orang YG dikasihinya (Istri, Anak, dll), tetapi dia tetap maju. Ancaman kematian menghentikanya gioco di parole Tidak. Jelas Tujuannya, Jelas panjinya, Yang menyertainya gioco di parole Setia! Tahun 1834, tanggal 6 Februari Ingwer Ludwig Nommensen Lahir di Nortdstrand, Pulau Kecil di panatai perbatasan Danimarca dan Jerman. Dia Anak Pertama dan Lelaki Satu-satunya dari orang Empat bersaudara. Ayahnya Peter Dan ibunya Anna Adalah keluarga yang sangat Miskin di desanya. Sejak Kecil, dia Sudah tertarik dengan cerita gurunya Callisen tentang Misionar yang berjuang untuk keterbelakangan membebaskan, perbudakan pada anak-Anak Miskin. Tahun 1846 pada Umur 12 tahun kedua kakinya sakit Parah Karena kecelakaan kereta Kuda pulang Dari Sekolah. Selama setahun Lebih Tidak dapat berjalan, kakinya hampir diamputasi. Dia berjanji kepada Tuhan bahwa akan menjadi Misionar apabila kedua kakinya sembuh Kembali. Dia Akan pergi Jauh untuk membebaskan Anak-Anak Miskin yang budak Karena Hutang tuanya orang, diametro akan memberitakan Firman Tuhan kepada pelbegu yang sangat terbelakang sebagaimana Sering diceritakan gurunya Callisen yang Sangat dikaguminya. Tahun 1847 Kedua kakinya sembuh Secara Ajaib, dia dapat berjalan seperti sediakala. Dia Kembali ke Sekolah pada Musin inverno (Musim dingin) Karena pada Musin estate dia akan menjadi Gembala Domba untuk menerima upahan Karena orangtuanya Sangat Miskin. Tahun 1848 tanggal 2 Mei Ayahnya Peter Nommensen meninggal dunia. Ingwer Ludwig Nommensen sebelumnya Bermimpi Akan kehilangan ayahnya, Maka ia Tidak terkejut ketika orang membawa ayahnya ke rumah yang meninggal di Tempat kerjanya. Tahun 1849 Pada Umur 15 tahun (Suatu pengecualian), dia mendapat sidi. Biasanya, orang akan diijinkan mendapat sidi pada Umur 17 tahun. Namun, Karena Ingwer Ludwig Nommensen Sudah Tidak obahnya seperti ayah dari dari Segi tanggung Jawab kepada keluarga maka diberi pengecualian kepadanya. Dia mendapat sidi setelah setahun Belajar Alkitab. Tahun 1854 Ibu Ingwer Ludwig Nommensen merestui anaknya, Satu-satunya Lelaki di Antara Empat orang bersaudara, menjadi seorang Misionar. Tahun 1857 Ingwer Ludwig Nommensen masuk Sekolah pendeta di RMG Barmen setelah menunggu sekian Lama. Tahun 1858 Januari Ibunya meninggal Dunia di Nordstrand. Tahun 1859 4 orang Misionar RMG Barmen Serta 3 orang Isteri Misionar terbunuh di Borneo, Berita ITU Semakin menggugah hati Ingwer Ludwig Nommensen untuk pergi ke Daerah pelbegu. Tahun 1861 7 Oktober berdiri HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Praosorat Sipirok, sebagai permulaan Misi Kongsi Barmen di Tanah Batak. Hari ITU terjadi kesepakatan 4 orang Misionar Belanda dan Jerman yaitu: H (Heine) K (Klammer) B (Betz) danP (Van Asselt) menjadi penginjil atas tanggung Jawab Rheinische Missionsgeselshaft dari Barmen, Wupertal, Jerman, Yang lazim diebut Kongsi Barmen. Tahun 1861 Oktober Ingwer Ludwig Nommensen ditahbiskan sebagai pendeta dan langsung Oleh diberangkatkan Missi Barmen menjadi Misionar ke Tanah Batak, tetapi Selama 2 bulan dia Masih Belajar italiano Batak dan Budaya Batak dari Dr. Van Der Tuuk di Belanda. Tahun 1861 Desember Ingwer Ludwig Nommensen berangkat dari Amsterdam menuju Sumatera dengan Kapal Pertinar. Pelayaran ITU memakan waktu Selama 142 hari. Tahun 1862 14 Mei Setelah mengalami banyak cobaan di Lautan, Ingwer Ludwig Nommensen mendarat di Padang. Selanjutnya dia tinggal di Barus. (Kapal Pertinar kemudian tenggelam Dalam lanjutan pelayaran ke arah Timur di sekitar Laut Banda Dekat Irian Barat). Tahun 1862, Novembre Bersama beberapa orang Batak, mengadakan perjalanan ke pedalaman Sumatera melalui Barus dan Tukka. Dari Barus, Ingwer Ludwig Nommensen pergi ke Prausorat dan kemudian tinggal dengan Van Asselt di Sarulla. Tahun 1863, Novembre Ingwer Ludwig Nommensen Pertama kali mengunjungi Lembah Silindung. Dia berdoa di Bukit Siatas Barita, di sekitar Salib Kasih yang sekarang. "Tuhan, Hidup atau Mati saya akan bersama Bangsa ini untuk memberitakan FirmanMu dan KerajaanMu, Amin!" Tahun 1864 Mei Ingwer Ludwig Nommensen diijinkan memulai misinya ke Silindung, Sebuah Lembah yang Indah dan banyak penduduknya. Tahun 1864 Juli Ingwer Ludwig Nommensen membangun rumahnya yang sangat Sederhana di Saitnihuta setelah mengalami Perjuangan yang Sangat berat. Tahun 1864 30 Juli Ingwer Ludwig Nommensen menjumpai Raja Panggalamei ke Pintubosi, Lobupining. Raja Panggalamei beserta rombongannya 80 orang membunuh Pendeta Hendry Lyman dan Samuel Munson (Missionar yang diutus Oleh Zending Gereja Baptis dari Amerika) di sisangkak, Lobupining pada tahun 1834, bertepatan dengan tahun lahirnya Ingwer Ludwig Nommensen di Eropa. Tahun 1864. 25 settembre Ingwer Ludwig Nommensen mau dipersembahkan ke Sombaon Siatas Barita dionan Sitahuru. Ribuan Datang orang. Ingwer Ludwig Nommensen akan dibunuh menjadi Kurban persembahan. Ingwer Ludwig Nommensen tegar menghadapi Tantangan, dia berdoa, angin Puting beliung dan Hujan deras membubarkan pesta tersebut Besar. Ingwer Ludwig Nommensen Selamat, sejak ITU TERBUKA Jalan akan Firman Tuhan di Negeri yang sangat kejam dan buas. Ingwer Ludwig Nommensen pantas dijuluki "Apostel di Tanah Batak" Tahun 1865 27 Agustus Pembaptisan Pertama di Silindung terhadap empat Pasang SUAMI-Istri beserta 5 orang-Anak anaknya. Diantara Keluarga yang dibaptis Pertama Adalah Si Jamalayu yang diberi nama Johannes dengan istrinya yang dibawa dari Sipirok sebagai pembantu Ingwer Ludwig Nommensen diberi nama Katharina. Tahun 1866 16 Maret Ingwer Ludwig Nommensen diberkati menjadi SUAMI-Isteri dengan tunangannya Karoline di Sibolga. Karoline Datang dari Jerman beserta rombongan PDT. Johansen yang dikirim Kongsi Barmen untuk membantu Ingwer Ludwig Nommensen di Silindung. Tahun 1871 Ingwer Ludwig Nommensen mengalami penyakit disentri yang sangat Parah, dia pasrah untuk pergi menghadap Tuhannya tetapi dia Tidak rela misinya berhenti begitu Saja. Dia dibawa Johansen berobat ke Sidimpuan. Tahun 1864 Karoline melahirkan Anak Pertama diberi nama Benoni, Namun beberapa hari kemudian meninggal dunia. Tahun 1872 Pargodungan Saitnihuta yang disebut Huta Dame pindah ke Pearaja. Setelah Gereja Baru hampir selesai dibangun, Putri Pertama Ingwer Ludwig Nommensen yang Bernama Anna dunia meningal. Keluarga Ingwer Ludwig Nommensen Telah kehilangan Dua Anak Pertama, sungguh Suatu Berat ujian bagi Misionar Dalam memulai misinya. Tahun 1873 Sikola Mardalan-dalan (Sekolah dengan Tempat Tidak tetap) diciptakan Ingwer Ludwig Nommensen agar Orang Batak Bisa secepatnya menjadi guru. Siswa mendatangi Ingwer Ludwig Nommensen di Pearaja, Johansen di Pansurnapitu dan Mohri di Sipoholon dimana para Misionar tersebut bertugas. Atau, Misionar mendatangi siswanya ditempat tertentu. Tahun 1875 Misionar Ingwer Ludwig Nommensen, bersama Johansen dan Simoneit bekunjung ke Toba. Tahun 1876Telah dibaptis Lebih dari orang 7000 di Silindung. Tahun 1876 Ingwer Ludwig Nommensen selesai menterjemahkan Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Batak Toba. Tahun 1877 Ingwer Ludwig Nommensen dan Johansen Mendirikan Sekolah Guru Zending di Pansurnapitu. Tempat berdirinya Sekolah tersebut Adalah Tempat yang dulunya dikenal sebagai Pasombaonan (Tempat angker), Yang sekarang Tempat berdirinya STM Pansurnapitu dan Gereja HKBP Pansurnapitu. Raja Sisingamangaraja ke-XII mengancam Akan membumihanguskan kegiatan missionario, ancaman ini menjadi Tidak kenyataan. Silindung masuk kolonisasi Belanda. Tahun 1880 Ingwer Ludwig Nommensen beserta Istri dan anak-anaknya pergi ke Eropah. Mereka diantar Oleh banyak orang sampai ke Tengah Hutan. Mereka berjalan kaki Selama dua hari dari Silindung ke Sibolga, menjalani Jalan Setapak yang Sangat Sulit. Mereka menungu keberangkatan dari Sibolga ke Padang Selama dua Minggu. Tahun 1881 Menjelang Natal, Ingwer Ludwig Nommensen kembali ke Pearaja. Dia Kembali Sendirian, isterinya tinggal di Jerman Karena Masih Perlu perawatan. Anak-anaknya Juga tinggal di sana agar Bisa Sekolah dengan Baik. Tahun 1881 Kongsi Barmen menetapkan Ingwer Ludwig Nommensen menjadi Eforo Pertama HKBP, dia digelari 'Ompu i' Tahun 1887 Karoline Isteri Ingwer Ludwig Nommensen, meninggal di Jerman, sebulan kemudian Baru Ingwer Ludwig Nommensen mengetahuinya. Tahun 1890 Ingwer Ludwig Nommensen memulai misinya ke Toba, dia pindah ke Sigumpar. Tahun 1891 Bulan Mei cristiana, anak Ompu Ingwer Ludwig Nommensen, Mati terbunuh di Pinang Sori Oleh Lima orang kuli Cina di areale perkebunan. Tahun 1892 Bersama Pendeta Johansen yang Juga Sudah menduda pergi ke Jerman untuk berlibur, menjenguk anak-anaknya, Dan mencari pasangan Baru untuk Masing-Masing Misionar yang Telah menduda. Ingwer Ludwig Nommensen mendapatkan jodohnya Anak Tuan Harder yang Bernama Christine, Johansen mendapatkan jodohnya Anak Tuan Heinrich yang Bernama Dora. Mereka Kembali ke Tanah Batak dengan Masing-Masing barunya pasangan. Tahun 1900 Permulaan Zending Batak. Tahun 1903 Permulaan misi Zending ke Medan Tahun 1904 Fakultas Theologi Universitas Bonn, Jerman, menganugerahkan gelar Doktor Honouris-Causa di bidang Theologi kepada Ingwer Ludwig Nommensen. Dalam pengukuhan tersebut, Ratu Wilhelmina dari Belanda ikut diundang sebagai tamu. Tahun 1905 Berkunjung ke Eropah Bersama Tuan Reitze, dia mengunjungi Misi Zending di Belanda dan berkunjung kepada Ratu Wilhelmina. Tahun 1909 Christine Harder, Isteri Ingwer Ludwig Nomensen Dunia meninggal, setelah melahirkan Tiga orang Anak. Dia dimakamkan di Sigumpar. Dua Anak perempuannya tinggal di Jerman dan Belum menikah sewaktu Ompu Ingwer Ludwig Nommensen meningal pada Umur 84 Tahun. Pesta Jubileum 50 tahun HKBP. Pesta besar di Onan Sitahuru dihadiri puluhan Ribu orango, di Tempat dimana 47 tahun sebelumnya Ingwer Ludwig Nommensen mau dibunuh dan dipersembahkan kepada Sombaon Siatas Barita. Ratu Wilhelmina dari Belanda menganugerahkan 'Ordine di Orange-Nassau' kepada DR Bintang Jasa. Ingwer Ludwig Nommensen, Sebuah stelle Jasa yang Hanya diberikan kepada orang yang dianggap Luar biasa jasanya di bidang kemanusiaan. Tahun 1912 Berlibur ke Eropah, kembali ke Tanah Batak bersama Tuan Pilgram yang Telah Lama bertugas di Balige. Tahun 1916Nathanael Anak Ingwer Ludwig Nommensen, Mati tertembak di arena perang Dunia I Di Perancis. Tahun 1918, Tanggal 23 Mei Pukul enam Pagi Hari Kamis, Ompu Ingwer Ludwig Nommensen pergi menghadap Tuhannya di Sorga. Dia menutup mata untuk Selama-lamanya setelah berdoa 'Tuhan kedalam tanganMu kuserahkan rohku, Amin'. Pada Jumat dolente, 24 Mei 1918 Ompu Ingwer Ludwig Nommensen dikubur di Sigumpar. Puluhan Ribu Datang melayatnya untuk mengucapkan salam perpisahan. Ada berkata orang. Inilah Kumpulan manusia yang palizzata banyak yang pernah terjadi di Tanah Batak. Ringkasan ini diambil Dari buku: DR. I L. Nommensen - Apostel di Tanah Batak Oleh Patar M. Pasaribu Dengan beberapa tambahan Dari saya .. RT @ royanto_na70. Ketika kita memutuskan untuk berlari dari Tuhan, Iblis dengan senang hati menyediakan Transportasi Bagi Kita. 3 settimane fa RT @ royanto_na70. Iman mnghormati Allah & amp; Allah mnghormati iman. Allah pergi k tmpat dmn iman mnempatkan Dia. Iman mngaitkan ktidakmampuan kt ... 3 settimane fa RT @hambisela. Non temete che la vostra vita è giunta al termine, ma piuttosto che non deve mai avere un inizio. Beato John Henry Newman 3 settimane fa RT @ProfessorKreeft. & Quot; La gente ama la verità quando splende calorosamente su di loro, e odio quando li rimprovera. & Quot; - St. Augustine 3 settimane fa RT @ProfessorKreeft. La nostra cultura ha alimentato la nostra sete di fatti, ma non per significato o mistero. Produce & quot; bello & quot; persone, non eroi. 3 settimane fa Segui @ royanto_na70 blogroll Elektro ITB Grande uomo di Dio Kothbah Miei amici.. Sion teman2 DPM Berita hari ini .. Yahoo Messenger la bandiera del visitatore % blogger d come questo:




No comments:

Post a Comment